Konflik perbatasan antara Chad-Libya
Konflik perbatasan antara Chad dan Libya merupakan
sebuah konflik militer sporadis yang terjadi di wilayah bagian utara Chad yang
berbatasan langsung dengan wilayah Negara Libya, daaerah ini dikenal dengan
jalur Aozou. Konflik ini berlangsung selama kurang lebih sepuluh tahun, mulai
dari tahun 1978 sampai tahun 1987. Awal permasalahan konflik perbatasan ini
adalah Perang Saudara Chad di Chad utara pada tahun 1968, dimana terdapat
intervensi Libya yang cukup signifikan. Perang saudara ini terjadi antara kaum
muslimin dan kaum nasrani Chad. Intervensi Libya didorong oleh adanya rasa
solidaritas atas nama kesamaan etnis dan agama, Libya memberikan dukungan dan
bantuan kepada muslim Chad yang mendominasi jalur Aozou. Tidak hanya sekedar
ingin mendukung, dalam perkembangannya ternyata Libya mulai berupaya mengklaim
jalur Aozou.
Awal mula terlibatnya militer dalam perang ini
dimulai tahun 1978, dimana Libya memberikan bantuan pelindung, artileri,
angkatan udara dan infantri, dan mengambil bagian terbesar dalam mengamati dan
berperang. Latar belakang ini akhirnya berubah pada tahun 1986, saat perang
akan berakhir, pasukan Chad seluruhnya bersatu dan merebut Chad Utara. Setelah
terebutnya Chad Utara , Libya dan Chad terlibat dalam Perang Toyota dimana
dalam konflik ini menggunakan mobil – mobil Toyota sebagai kendaraan perangnya.
Pasukan Libya dapat dikalahkan dan dipukul mundur oleh Chad, dan juga
mengakhiri konflik ini.
Alasan keikutsertaan Libya dalam hal ini adalah
presiden Muammar Al-Gaddafi yang berkuasa tahun 1969 dalam konflik di Chad
adalah ambisinya atas daerah Jalur Aouzou, bagian paling utara Chad yang
diklaim sebagai bagian dari Libya berdasarkan sebuah perjanjian yang belum
disahkan pada saat periode kolonial. Pada tahun 1972, ambisi Libya untuk
menguasai Jalur Aouzou terwujud , dimana didirikannya negara bagian republik
Islam di bawah naungan Libya, yang akan membawa hubungan dekat dengan Libya,
dan mengambil alih Jalur Aouzou, mengusir kekuasaan Perancis dari daerah itu,
dan menggunakan Chad sebagai tempat untuk memperluas kekuasaannya di Afrika
Tengah.
Perang Saudara di Chad tahun 1968
Chad merupakan sebuah negara yang terletak di Afrika
Tengah. Di bagian utara negara ini berbatasan langsung dengan Libya , di bagian
selatan Republik Afrika Tengah , sebelah barat berbatasan dengan Niger dan
sebelah timur berbatasan dengan Sudan. Negara Chad dijuluki dengan jantung mati
Afrika, karena di sebagian besar kawasan ini beriklim gurun. Chad merupakan
negara jajahan Perancis pada masa Perang Dunia II, kolonialisasi ini
berlangsung lama hingga tahun 1960 negara Chad merdeka dengan Francois
Tombalbaye sebagai presiden terpilih pertamanya.
Pasca kemerdekaan , kondisi keamanan di Chad tidak
stabil. Berbagai konflik pertikaian yang menyangkut SARA terjadi di beberapa
tempat. Umumnya melibatkan warga Arab Muslim di wilayah utara dengan warga
Nasrani di wilayah bagian selatan. Penduduk muslim merasa tidak puas dengan
kepemimpinan Presiden Francois Tombalbaye. Perang Sipil Pertama Chad dimulai
pada tahun 1965 dan berakhir pada tahun 1979 , dengan kerusuhan dan
pemberontakan melawan pemerintahan Presiden Chad François Tombalbaye, yang
dikenal untuk otoritarianisme dan ketidakpercayaan demokrasi. Keikutsertaan
Libya dalam konflik ini ialah berawal dari pemberontakan yang terjadi di tahun
1968 yang mellibatkan warga Muslim di
Chad terhadap Presiden Chad Francois Tombalbaye. Selalu ada hubungan kuat di
daerah perbatasan Chad dan Libya, sehingga Raja Libya Idris I merasa perlu
untuk memberikan bantuan kepada FROLINAT ( Muslim ), dan juga untuk
mempertahankan hubungan baik dengan Chad dan pelindungnya yakni Perancis. Raja
Libya Idris I membatasi bantuannya dengan hanya memberikan tempat perlindungan
untuk pemberontak muslim dan bantuan logistik , tidak memberikan bantuan
senjata.
Namun, hal ini berubah seiring terjadinya kudeta
pada 1 September 1969 di Libya. Kudeta ini melengserkan Raja Idris I , sehingga
Muammar Qaddafi naik tahta. Lalu , Qaddafi mengklaim bahwa Jalur Aouzou
merupakan bagian dari wilayahnya berdasarkan perjanjian yang belum disahkan
oleh Perancis dan Italia tahun 1953.
Pengklaiman ini sudah dinyatakan pada tahun 1954, disaat Raja Libya
Idris I mencoba untuk menduduki jalur Aouzou, tetapi pasukannya dapat
dikalahkan oleh tentara Perancis.
Keikutsertaan Libya dalam konflik Chad karena
Presiden Muammar Al-Gaddafi yang berkuasa tahun 1969 berambisi atas daerah
Jalur Aouzou, bagian terutara Chad yang diklaim sebagai bagian dari Libya
berdasarkan sebuah perjanjian yang belum disahkan pada saat pemerintahan kolonial.
Opini
Menurut pendapat saya Konflik antara Chad dan Libya
merupakan konflik yang memperebutkan jalur Aouzou. Jalur Aouzou diklaim sebagai
wilayah yang kaya akan uranium, perselisihan atas kekuasaan daerah Aouzou
antara Chad dengan Libya meyebabkan munculnya konflik. Pada tahun 1973, Libya
melakukan operasi militer di Jalur Aouzou untuk mendapat akses mineral dan
digunakan sebagai basis kekuasaan dalam politik Chad. Adanya perang saudara
yang terjadi di Chad sehingga Libya ikut berperan untuk membantu Chad
menyelesaikan perang saudara. Setelah berakhirnya perang, Chad tidak langsung
aman dari konflik, muncul konflik yang disebabkan oleh tidak puasnya masyarakat
terhadap pemerintahannya, Libya kemudian mengintervensi Chad.
Hubungan Chad-Libya menjadi lebih baik ketika Idriss
Deby yang didukung Libya menggantikan Habre pada tanggal 2 Desember. Gaddafi
adalah kepala negara pertama yang mengakui rezim baru, dan ia juga
menandatangani perjanjian persahabatan dan kooperasi dalam berbagai tingkat,
tetapi Deby menyatakan bahwa ia akan tetap bertempur untuk menjaga jalur
tersebut jauh dari tangan Libya.
Permasalahan Aouzou diakhiri dengan baik pada
tanggal 3 Februari 1994 ketika hakim di Mahkamah Internasional dengan jumlah 16
banding 1 membuat Jalur Aouzou menjadi milik Chad. Pengadilan atas kasus
tersebut dilaksanakan tanpa gangguan, keduanya menandatangani pada tanggal 4
April sebuah persetujuan berisi tentang implementasi pengadilan. Dengan diawasi
oleh pengamat internasional, mundurnya tentara Libya dari jalur ditandai pada
tanggal 15 April dan selesai pada tanggal 10 Mei. Transfer terakhir terjadi
pada tanggal 30 Mei ketika kedua belah pihak menandatangani sebuah deklarasi
gabungan yang menyatakan bahwa mundurnya pasukan Libya telah berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar